“PERSIAPAN MENUJU HARI ESOK (bag 1)”
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Al-Hasyr:018
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ
لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 59:18)
Hari
akhirat adalah hari setelah kematian yang wajib diyakini kebenarannya
oleh setiap orang yang beriman. Hari itulah hari pembalasan semua amal
perbuatan manusia, hari perhitungan yang sempurna dan hari
ditampakkannya semua perbuatan yang tersembunyi sewaktu di dunia. Juga
pada hari itu orang-orang yang melampaui batas akan berkata penuh
penyesalan :
Al-Fajr:024
يَقُولُ يَالَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي
Dia mengatakan: “Alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal saleh) untuk hidupku ini”. (QS 89:24)
Dunia
adalah tempat persinggahan sementara dan sebagai ladang akhirat tempat
kita mengumpulkan bekal untuk menempuh perjalanan menuju negeri yang
kekal abadi itu. Barangsiapa yang mengumpulkan bekal yang cukup, maka
dengan izin Allah dia akan sampai ke tujuan dengan selamat, dan barang
siapa yang bekalnya kurang maka dikhawatirkan dia tidak akan sampai ke
tujuan.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan sikap yang benar dalam kehidupan di dunia dengan sabdanya:
“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan”
Hadits
ini sebagai nasehat bagi orang beriman, bagaimana seharusnya dia
menempatkan dirinya dalam kehidupan di dunia. Karena orang asing
(perantau) atau orang yang sedang melakukan perjalanan adalah orang yang
hanya tinggal sementara; tidak terikat hatinya pada tempat
persinggahannya, serta terus merindukan kembali ke kampung halamannya.
Demikianlah keadaan seorang Mukmin di dunia yang hatinya, selalu terikat
dan rindu kembali ke kampung halaman yang sebenarnya
Maka
hendaknya setiap Muslim yang mementingkan keselamatan dirinya
benar-benar memberikan perhatian besar dalam mempersiapkan diri dan
mengumpulkan bekal untuk menghadapi hari yang kekal abadi ini. Karena
pada hakikatnya, hari inilah masa depan bagi manusia yang sesungguhnya.
Kedatangan hari tersebut sangat cepat seiring dengan cepat berlalunya
usia manusia.
Persiapan
sebagai bekal untuk hari esok yang kekal adalah akhirat. Tentu sebelum
kita mencapai akhirat sudah pasti melalui proses kematian terlebih
dahulu, tidak ada seorangpun yang luput dari kematian.
Al-`Ankabuut:057
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS 29:57)
Ali-`Imraan:185
كُلُّ
نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ
الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ
فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS 3:185)
Apabila
kematian sudah menjemputi kita, maka kita sudah tidak dapat ber’amal
lagi. Di dalam As Shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah
Radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah saw bersabda :
إِذَا
مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ، صَدَقَةٍ
جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يَنْتَفِعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْ لَهُ
“Apabila
seorang anak Adam meninggal, maka akan terputus amalannya kecuali tiga
perkara : shadaqoh jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih
yang mendoakan kepadanya”.Hadits ini menunjukkan terputusnya amalan
seseorang itu dengan kematiannya, dan waktu untuk beramal adalah selama
dia masih berada dalam kehidupannya.
Jika kita sadar akan mengalami kematian, maka apa yang menjadi persiapan/bekal kita untuk menghadapi kematian itu?
Seperti
pada QS 59:18 telah disebutkan bahwa persiapan/bekal kita untuk
menghadapi kematian adalah “Bertakwa”. Kita diciptakan oleh Allah adalah
untuk beribadah dan bukan untuk main-main.
Adz-Dzaariyaat:056
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS 51:56)
Al-Mu`minuun:115
أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ
Maka
apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara
main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?
(QS 23:115)
Rasulullah telah mengingatkan agar dalam hidup ini senantiasa memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya.
Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اِغْتَنِمْ
خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ : شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ وَ صِحَّتَكَ قَبْلَ
سَقَمِكَ وَ غِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ وَ فَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ وَ
حَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkan
lima perkara sebelum lima perkara: [1] Waktu mudamu sebelum datang
waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa
kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang
masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalamAt Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits ini dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir)
Hadis
Nabi tentang “lima perkara sebelum lima perkara” itu maksudnya adalah
supaya kita mempergunakan waktu dan kesempatan dengan sebaik-baiknya,
sebelum hilangnya kesempatan tersebut.
Lima perkara tersebut bila diuraikan adalah sebagai berikut:
- “Pergunakan masa mudamu sebelum datang masa tuamu”. Lakukanlah ketaatan ketika dalam kondisi kuat untuk beramal (yaitu di waktu muda), sebelum datang masa tua renta.Masa muda hendaklah dipergunakan sebaik-baiknya untuk mencapai kebaikan, kesuksesan, dan keberhasilan, karena masa mudalah kita mempunyai ambisi, keinginan dan cita-cita yang ingin kita raih, bukan berarti masa tua mneghalangi kita untuk tetap berusaha mencapai keinginan kita, tapi tentulah usaha masa tua akan berbeda halnya dengan usaha saat kita masih muda. Maka dari itu masa muda hendaklah diisi dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat hingga tidak menyesal di kemudian hari.
- “Pergunakan masa luangmu sebelum datang masa sibukmu”. Manfaatklah kesempatan (waktu luangmu) di dunia ini sebelum datang waktu sibukmu di akhirat nanti. Dan awal kehidupan akhirat adalah di alam kubur. Disini kita dianjurkan untuk menghargai waktu, agar bisa diisi dengan hal-hal yang bermanfaaat baik untuk diri sendiri maupun orang lain. Misalnya, menengok saudara ketika ada kesempatan sebelum kesibukan menghampiri kita, hingga tidak sempat lagi untuk sekedar mengunjungi kerabat.
- “Pergunakan waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu”. Beramallah di waktu sehat, sebelum datang waktu yang menghalangi untuk beramal seperti di waktu sakit. Hal ini juga anjuran agar kita senantiasa waspada pada segala kemungkinan yang sifatnya diluar prediksi manusia, seperti halnya sakit. Sakit disini bukan sebatas sakit jasmani, tapi juga sakit rohani. Maka ketika kita sehat jasmani-rohani, hendaknya kita senantiasa mempergukannya untuk hal-hal yang bermanfaat tanpa mengulur-ngulur waktu.
- “Pergunakanlah waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu”. Bersedekahlah dengan kelebihan hartamu sebelum datang bencana yang dapat merusak harta tersebut, sehingga akhirnya engkau menjadi fakir di dunia maupun akhirat. Tidak terlalu jauh berbeda dari penjelasan di atas, ketika kekayaan ada pada kita, baik itu berupa materi atau lainnya, maka hendaknya kita memanfaatkannya sebaik-baiknya, jangan menghambur-hamburkan.
- “Pergunakan hidupmu sebelum datang matimu”. Lakukanlah sesuatu yang manfaat untuk kehidupan sesudah matimu, karena siapa pun yang mati, maka akan terputus amalannya. Yang terakhir ini merupakan cakupan dari empat hal diatas. Ketika kita diberi kehidupan maka hidup yang diberikan pada kita itu sebenarnya merupakan kesempatan yang tiada duanya. Karena kesempatan hidup tidak akan datang untuk kedua kalinya. Kehidupan harus dijalani sesuai tuntutan kemaslahatannya.
Salah
satu persiapan/bekal kita menghadapi kematian seperti Sabda Rasulullah
adalah “Anak yang Sholeh”. Untuk itu perlu di uraikan mengenai anak yang
sholeh, seperti firman Allah pada Surat Lukman (31) ayat 12-19 :
Luqman:012
وَلَقَدْ
ءَاتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ لِلَّهِ وَمَنْ يَشْكُرْ
فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ
حَمِيدٌ
Dan
sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
“Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada
Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan
barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi
Maha Terpuji”. (QS 31:12)
Kenapa
kita harus bersyukur? karena kita sudah diberikan kenikmatan berupa
pendengaran, penglihatan dan hati. Ini adalah kenikmatan yang amat
besar, dari yg kita tidak mengetahui apa-apa, dengan kenikmatan tersebut
kita menjadi tahu.
An-Nahl:078
وَاللَّهُ
أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا
وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ
تَشْكُرُونَ
Dan
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,
agar kamu bersyukur. (QS 16:78)
Nikmat
inilah merupakan sumber Ilmu. Dengan nikmat ini gunakan untuk
mendengar, melihat dan memahami ayat-ayat Allah, karena semuanya ini
akan dimintakan pertanggungan jawabnya.
Al-A`raaf:179
وَلَقَدْ
ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ
لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ
ءَاذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ
أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ
Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari
jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi)
tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (QS 7:179)
Luqman:013
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لِابْنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَابُنَيَّ لَا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Dan
(ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi
pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah,
sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang
besar”. (QS 31:13)
Jika
kita cermati dari QS 31:13, bahwa pertama-tama yang diajarkan Nabi
Luqman kepada anaknya adalah “Ketauhidan” (jangan mempersekutukan Allah)
bukan harus berbakti kepada orang tua terlebih dahulu. Tanamkan sedari
dini kepada anak ilmu Agama Islam karena inilah modal dasar untuk bekal
anak pada saat dewasa. Dan buat orang tua hendaknya dapat memberikan
contoh kepada anak bukan hanya sekedar ucapan atau perintah.
Dengan
tidak mempersekutukan Allah (tidak mencampur adukkan antara yang hak
dan yang bathil karena ini adalah bentuk kezaliman), maka kita akan
mendapatkan keamanan. Inipun harus dicontohkan dari orang tua kepada
anak.
Al-An`aam:082
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَ
Orang-orang
yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman
(syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah
orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS 6:82)
Dalam
memberikan contoh kepada anak, hendaknya dalam praktek kesehariannya,
orang tua pun harus memperhatikan makanan. Kalau saja kita mau
perhatikan, karena dari makanan inilah yang nantinya akan membentuk
sifat dan karakter si anak jangan sampai menjadi orang yang saling
berbantahan dan termasuk orang yang musyrik, dan hal ini Allah telah
berfirman :
`Abasa:024
فَلْيَنْظُرِ الإنْسَانُ إِلَى طَعَامِهِ
maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (QS 80:24)
Al-An`aam:121
وَلَا
تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ
لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ
لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ
Dan
janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah
ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah
suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada
kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti
mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik. (QS
6:121)
Setelah
Nabi Luqman mengajarkan ketauhidan kepada anaknya, lalu barulah
mengajarkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Walaupun kedua
orang tuanya berlainan agama tetaplah diperintahkan untuk
menghormatinya. Mengajarkan pula untuk berbuat baik, mendirikan shalat,
tidak sombong, dan bertutur kata yang baik.
Luqman:014
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ
وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ
الْمَصِيرُ
Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun [1181]. Bersyukurlah
kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
(QS 31:14)
Luqman:015
وَإِنْ
جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلَا
تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ
مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا
كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan
jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang
tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti
keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah
jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah
kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS
31:15)
Luqman:016
يَابُنَيَّ
إِنَّهَا إِنْ تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِنْ خَرْدَلٍ فَتَكُنْ فِي
صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّهُ
إِنَّ اللَّهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ
(Luqman
berkata): “Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan)
seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam
bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya
Allah Maha Halus lagi Maha Mengetahui. (QS 31:16)
Luqman:017
يَابُنَيَّ
أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ
وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
Hai
anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik
dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah
terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk
hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). (QS 31:17)
Luqman:018
وَلَا تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلَا تَمْشِ فِي الْأَرْضِ مَرَحًا إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ
Dan
janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan
janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS
31:18)
Luqman:019
وَاقْصِدْ فِي مَشْيِكَ وَاغْضُضْ مِنْ صَوْتِكَ إِنَّ أَنْكَرَ الْأَصْوَاتِ لَصَوْتُ الْحَمِيرِ
Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (QS 31:19)
Demikian
Kaji Diri, Insya Allah bahasan ini akan disambung kembali minggu
berikutnya. Mudah-mudahan dari Tema Kaji Diri ini kita dapat
melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari. Mudah-mudahan kita tidak
termasuk orang-orang yang mempunyai sifat kekafiran, karena :
Al-Baqarah:006
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ
Sesungguhnya
orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau
tidak kamu beri peringatan, mereka tidak juga akan beriman. (QS 2:6)
Yang baik dari Allah, yang salah dari saya pribadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar