بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Kaji Diri kali ini menyambung pembahasan sebelumnya yaitu “PERSIAPAN MENUJU HARI ESOK”.Hendaknya
kita senantiasa memperhatikan diri, persiapan-persiapan apa saja yang
menjadi bekal kita dalam rangka menyongsong kematian yang sudah pasti
dan akan kembali kepada Allah dengan hati yang bersih, tenang dan puas.
Al-Hasyr:018
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا
قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا
تَعْمَلُونَ
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS 59:18)
Allah memanggil orang-orang yang beriman untuk bertakwa kepada Allah
untuk memperhatikan dan mempersiapkan diri masing-masing untuk hari
akhirat yaitu dengan bertakwa. Allah Maha Mengetahui apa yang kita
kerjakan selama hidup di dunia.
Sebelum menempuh kepada kehidupan akhirat, kita pasti akan mengalami
kematian karena setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, kapanpun
dan dimanapun kita berada.
Al-`Ankabuut:057
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ثُمَّ إِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan. (QS 29:57)
Al-Anbiyaa`:035
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan
keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya
kepada Kamilah kamu dikembalikan. (QS 21:35)
Ali-`Imraan:185
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
فَقَدْ فَازَ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ
Tiap-tiap
yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat
sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan
dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan
dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS 3:185)
Kita diciptakan oleh Allah dan akan dikembalikan kepada Allah (Inna
lillahi wa inna ilaihi rajiuun). Ketika kita menjalani hidup ini sudah
pasti mengalami ujian-ujian yang dihadapi. Ujian-ujian itu bukan hanya
berupa keburukan tetapi juga kesenangan. Ujian kesenangan inilah yang
senantiasa Allah mengingatkan bahwa sesungguhnya merupakan kesenangan
yang memperdayakan. Hanya orang-orang yang beriman dan bertakwalah yang
mampu menghadapinya. Kepada orang-orang yang beriman dan bertakwapun,
Allah masih mengingatkan agar menjalani hidup ini senantiasa untuk
beribadah, ber’amal sholeh, bertakwa, menjalankan ajaran Islam dengan
menyeluruh dengan ikhlas dan ini lah kunci sebagai bekal untuk kita
dalam menghadapi kematian agar tercapai mati dalam keadaan Islam. Mati
secara Khusnul Khotimah. Mati dalam keadaan jiwa yang tenang dan bersih.
Dengan jiwa yang tenang dan hati yang bersih inilah yang akan dipanggil
oleh Allah dengan panggilan yang menyejukkan jiwa, menyejukkan hati.
Al-Fajr:027
يَاأَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَئِنَّةُ
Hai jiwa yang tenang. (QS 89:27)
Al-Fajr:028
ارْجِعِي إِلَى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَرْضِيَّةً
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. (QS 89 28)
Al-Fajr:029
فَادْخُلِي فِي عِبَادِي
Maka masuklah ke dalam jama`ah hamba-hamba-Ku, (QS 89:29)
Al-Fajr:030
وَادْخُلِي جَنَّتِي
masuklah ke dalam syurga-Ku. (QS 89:30)
Dengan jiwa yang tenang, Allah mengajak untuk masuk kedalam surga-Nya.
Dengan jiwa yang tenang ini berarti kita sudah dibebaskan diri dari rasa
kekhawatiran akan harta, pangkat, jabatan, anak-anak yang kita cintai
karena itu semua sudah tidak berguna. Hanya diri kita sendirilah yang
akan menolong, orang lain siapapun itu tidak akan dapat menolong kita.
Ketenangan jiwa ini juga merupakan suatu gambaran ketika hidup di dunia.
Jika kita memiliki ketenangan jiwa maka persoalan-persoalan apapun akan
dihadapi dengan penuh ketenangan, tidak resah, gelisah. Untuk memiliki
jiwa yang tenang, harus pula mempunyai hati yang bersih, seperti firman
Allah :
Asy-Syuaraa`:088
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
(yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, (QS 26:88)
Asy-Syuaraa`:089
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih, (QS 26:89)
Pada QS 26:88, harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna. Allah
menjelaskan kembali bahwa jika sangkakala sudah ditiup pertanda hari
akhir maka tidak ada lagi pertalian nasab dan kita tidak dapat saling
bertanya.
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ فَلَا أَنْسَابَ بَيْنَهُمْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَتَسَاءَلُونَ
Apabila
sangkakala ditiup maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara
mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. (QS 23:101)
فَمَنْ ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Barang siapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang dapat keberuntungan. (QS 23:102)
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ
Dan
barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang
yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka Jahanam. (QS 23:103)
Pada Surat dan ayat lainnya, Allah pun menegaskan bahwa hanya diri kitalah yang bertanggung jawab di hadapan Allah :
Al-Baqarah:48
وَاتَّقُوا يَوْمًا لَا تَجْزِي نَفْسٌ عَنْ نَفْسٍ شَيْئًا وَلَا يُقْبَلُ
مِنْهَا شَفَاعَةٌ وَلَا يُؤْخَذُ مِنْهَا عَدْلٌ وَلَا هُمْ يُنْصَرُونَ
Dan
jagalah dirimu dari (azab) hari (kiamat, yang pada hari itu) seseorang
tidak dapat membela orang lain, walau sedikitpun; dan (begitu pula)
tidak diterima syafa`at dan tebusan dari padanya, dan tidaklah mereka
akan ditolong. (QS 2:48)
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِي عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُورًا
Dan
tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya
(sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya
pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. (QS 17:13)
اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيبًا
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu.” (QS 17:14)
مَنِ اهْتَدَى فَإِنَّمَا يَهْتَدِي لِنَفْسِهِ وَمَنْ ضَلَّ فَإِنَّمَا
يَضِلُّ عَلَيْهَا وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى وَمَا كُنَّا
مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا
Barang
siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia
berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang
sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri.
Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami
tidak akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (QS 17:15)
Semuanya itu tidak akan memberikan syafa’at, tidak saling bertanya,
tidak dapat saling tolong menolong. Tiap diri mempertanggungjawabkan
dirinya masing-masing. Untuk itu beruntunglah orang-orang yang menghadap
Allah dengan jiwa yang tenang dan hati yang bersih, maka Syurgalah
jaminannya.
Lalu bagaimana caranya agar kita memiliki persiapan dengan jiwa yang tenang dan hati yang bersih ini?
Ar-Ra`d:028
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
(yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati
menjadi tenteram. (QS 13:28)
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ طُوبَى لَهُمْ وَحُسْنُ مَآبٍ
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik. (QS 13:29)
Dengan mengingat Allah hati kita menjadi tenteram. Dan bukan hanya itu
bahkan jika kita mengingat Allah maka Allah pun akan mengingat kita,
seperti firman Allah :
Al-Baqarah:152
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
Karena
itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (ni`mat)-Ku. (QS
2:152)
Padahal sudah cukup jelas dan gamblang Allah memerintahkan kita untuk
selalu ingat kepada-Nya. Apabila kita mengabaikan perintah ini, kita
lupa kepada Allah maka :
Al-Hasyr:019
وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُولَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ
Dan
janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah
menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang
yang fasik. (QS 59:19)
Ada 2 (dua) macam cara untuk mengingat Allah, yaitu :
1. Dengan mendirikan Shalat, karena ini merupakan perintah wajib yang harus kita laksanakan
An-Nisaa`:103
فَإِذَا قَضَيْتُمُ الصَّلَاةَ فَاذْكُرُوا اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا
وَعَلَى جُنُوبِكُمْ فَإِذَا اطْمَأْنَنْتُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ إِنَّ
الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا
Maka
apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu
berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu
telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa).
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman. (QS 4:103)
Sholat ini sudah ditentukan waktunya atas orang beriman. Ini adalah
perintah wajib yang harus kita laksanakan. Tidak cukup hanya dengan
mengingat-Nya saja sehingga kita tidak mendirikan Shalat. Seperti dalam
firman Allah lainnya :
Thaahaa:014
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
Sesungguhnya
Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS 20:14)
Shalat adalah tiang agama dan dengan Shalat inilah yang membedakan
antara kita yang beriman dengan orang kafir, sebagaimana hadits
Rasulullah yang diriwayatkan An Nasa’I
“Sesungguhnya
ikatan perjanjian yang membedakan antara kita dan mereka (orang-orang
kafir) adalah sholat. Karena barang siapa meninggalkan sholat, berarti
ia telah kufur.”
الصلاة عماد الدين, فمن اقامها فقد اقام الدين ومن هدمها فقد هدم الدين
Sholat
itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka
sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barangsiapa
merobohkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu.
Dengan Shalat inipun maka Allah akan beserta kita, Allah akan menutupi
dosa-dosa kita dan akan memasukkan kita kedalam surga-Nya, ini janji
Allah.
Al-Maaidah:012
وَلَقَدْ أَخَذَ اللَّهُ مِيثَاقَ بَنِي إِسْرَائِيلَ وَبَعَثْنَا مِنْهُمُ
اثْنَيْ عَشَرَ نَقِيبًا وَقَالَ اللَّهُ إِنِّي مَعَكُمْ لَئِنْ
أَقَمْتُمُ الصَّلَاةَ وَءَاتَيْتُمُ الزَّكَاةَ وَءَامَنْتُمْ بِرُسُلِي
وَعَزَّرْتُمُوهُمْ وَأَقْرَضْتُمُ اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا لَأُكَفِّرَنَّ
عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَلَأُدْخِلَنَّكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ
تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ فَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذَلِكَ مِنْكُمْ فَقَدْ ضَلَّ
سَوَاءَ السَّبِيلِ
Dan
sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan
telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman:
“Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan
shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu
bantu mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik
sesungguhnya Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan
Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai.
Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia
telah tersesat dari jalan yang lurus. (QS 5:12)
Hampir semua ayat mengenai Shalat pasti diiringi dengan menunaikan
zakat. Kedua hal ini harus kita laksanakan, jangan shalat tapi tidak
bayar zakat dan sebaliknya, karena seperti firman Allah :
At-Taubah:054
وَمَا مَنَعَهُمْ أَنْ تُقْبَلَ مِنْهُمْ نَفَقَاتُهُمْ إِلَّا أَنَّهُمْ
كَفَرُوا بِاللَّهِ وَبِرَسُولِهِ وَلَا يَأْتُونَ الصَّلَاةَ إِلَّا
وَهُمْ كُسَالَى وَلَا يُنْفِقُونَ إِلَّا وَهُمْ كَارِهُونَ
Dan
tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka
nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan RasulNya
dan mereka tidak mengerjakan sembahyang, melainkan dengan malas dan
tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan.
(QS 9:54)
Begitu sangat pentingnya Shalat, maka kata Rasulullah :
Dari Abu Hurairah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ
أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ بِهِ العَبْدُ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ عَمَلِهِ
صَلَاتُهُ فَإِنْ صَلَحَتْ فَقَدْ أَفْلَحَ وَأَنْجَحَ وَإِنْ فَسَدَتْ
فَقَدْ خَابَ وَخَسَرَ فَإِنِ انْتَقَصَ مِنْ فَرِيْضَتِهِ شَيْءٌ قَالَ
الرَّبُّ تَبَارَكَ وَتَعَالَى : انَظَرُوْا هَلْ لِعَبْدِي مِنْ تَطَوُّعٍ
؟ فَيُكْمَلُ بِهَا مَا انْتَقَصَ مِنَ الفَرِيْضَةِ ثُمَّ يَكُوْنُ
سَائِرُ عَمَلِهِ عَلَى ذَلِكَ ” . وَفِي رِوَايَةٍ : ” ثُمَّ الزَّكَاةُ
مِثْلُ ذَلِكَ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ حَسَبَ ذَلِكَ
“Sesungguhnya
amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah
shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan
dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi.
Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala
mengatakan,’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat
sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya
yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.”
Bilamana
shalat seseorang itu baik maka baik pula amalnya, dan bilamana shalat
seseorang itu buruk maka buruk pula amalnya.” (HR. Ath-Thabarani)
Sesungguhnya
pertama kali yang dihisab (ditanya dan diminta pertanggungjawaban) dari
segenap amalan seorang hamba di hari kiamat kelak adalah shalatnya.
Bila shalatnya baik maka beruntunglah ia dan bilamana shalatnya rusak,
sungguh kerugian menimpanya.” (HR. Tirmidzi)
Selain dari Shalat fardhu yang telah ditetapkan waktunya, adapula shalat
sunnat yang tidak kalah pentingnya yaitu shalat malam (tahajud) untuk
memperkuat jiwa.
Al-Israa`:079
وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا
Dan
pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu
ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat
yang terpuji. (QS 17:79)
Do’a Shalat malam (Tahajud)
Al-Israa`:080
وَقُلْ رَبِّ أَدْخِلْنِي مُدْخَلَ صِدْقٍ وَأَخْرِجْنِي مُخْرَجَ صِدْقٍ وَاجْعَلْ لِي مِنْ لَدُنْكَ سُلْطَانًا نَصِيرًا
Dan
katakanlah: “Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan
keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku
dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong (QS 17:80).
Al-Israa`:081
وَقُلْ جَاءَ الْحَقُّ وَزَهَقَ الْبَاطِلُ إِنَّ الْبَاطِلَ كَانَ زَهُوقًا
Dan
katakanlah: “Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap”.
Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS 17:81)
2. Setelah kita mendirikan Shalat, maka ingatlah Allah dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi apapun yaitu dengan berdzikir.
Ali-`Imraan:190
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ
Sesungguhnya
dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang
terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (QS 3:190)
Ali-`Imraan:191
الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ
وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا
خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
(yaitu)
orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan
bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini
dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa
neraka. (QS 3:191)
Al-Ahzab:041
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya. (QS 33:41)
Al-Ahzab:042
وَسَبِّحُوهُ بُكْرَةً وَأَصِيلًا
Dan bertasbihlah kepada-Nya diwaktu pagi dan petang. (QS 33:42)
Al-Ahzab:043
هُوَ الَّذِي يُصَلِّي عَلَيْكُمْ وَمَلَائِكَتُهُ لِيُخْرِجَكُمْ مِنَ
الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ وَكَانَ بِالْمُؤْمِنِينَ رَحِيمًا
Dialah
yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan
untukmu), supaya Dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya
(yang terang). Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang
beriman. (QS 33:43)
Segala macam persoalan, jangan menjadikan kita lalai dan hendaknya kita senantiasa mengingat Allah.
Al-Munaafiquun:009
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا
أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ
هُمُ الْخَاسِرُونَ
Hai
orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu
dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka
itulah orang-orang yang merugi. (QS 63:9)
Bagaimana tata cara mengingat Allah dengan berdzikir ?
Al-A`raaf:205
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ
مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ وَلَا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Dan
sebutlah (nama) Tuhannmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa
takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan
janganlah kamu termask orang-orang yang lalai. (QS 7:205)
Kalimat-kalimat mengingat Allah (berdzikir) yaitu :
Al-Israa`:110
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ
الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ
بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
Katakanlah:
“Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu
seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan
janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula
merendahkannya [870] dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (QS
17:110)
Al-A`raaf:180
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ
يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Hanya
milik Allah asmaa-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut
asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari
kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat
balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS 7:180)
Beberapa Asmaaul Husna Allah :
Al-Hasyr:022
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
Dialah
Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang ghaib dan yang
nyata, Dia-lah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS 59:22)
Al-Hasyr:023
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ
السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ
الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dialah
Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha
Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci
Allah dari apa yang mereka persekutukan. (QS 59:23)
Al-Hasyr:024
هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ
الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ
الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Dialah
Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang
Mempunyai Asmaaul Husna. Bertasbih kepadaNya apa yang di langit dan
bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS 59:24)
Yang benar dari Allah, yang salah dari diri pribadi.
Wassalaamu’alaikum..