KHATIMAH
Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag
Sebagai akhir bahasan masalah ini, alangkah baiknya kita saling ingat dan mengingatkan, bahwa:
1. Wajib bagi setiap muslim mengimani semua hadits yang sudah shahih
yang datang dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, baik dalam
masalah ‘aqidah maupun ahkam, baik yang mutawatir maupun hadits ahad.
Semua wajib kita imani dan kita terima dengan sepenuh hati.
2. Bahwa hak tasyri’ (membuat syari’at) hanyalah milik Allah Subhanahu
wa Ta'ala semata, dan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang akan
menjelaskannya. Sedangkan bila yang ditetapkan Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallaam tidak terdapat dalam Al-Qur-an berarti beliau telah
diizinkan Allah untuk menetapkan sya-ri’at itu. Dan bagi seorang mukmin
bila diseru untuk berhukum dengan hukum Allah dan Rasul-Nya tiada
pilihan lain baginya kecuali wajib taat.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ
وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَن يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۚ
وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila dipanggil kepada Allah
dan Rasul-Nya agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah
ucapan, ‘Kami mendengar, dan kami patuh.’ Dan mereka itulah orang-orang
yang beruntung”. [An-Nuur: 51]
3. Kita harus menjadi orang-orang yang senantiasa mengikuti jejak
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, para Shahabat Ridwanullah
'alaihim ajma'in, Tabi'in, dan Tabi’ut Tabi'in. Karena tidak ada yang
pantas untuk dijadikan contoh, panutan, dan teladan, melainkan terpatri
pada sosok pribadi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
4. Kita tidak diperkenankan mengikuti tokoh-tokoh yang dianggap sebagai
orang terkenal, yang dalam ‘aqidah dan amal mereka menyimpang dari apa
yang sudah digariskan Allah dan Rasul-Nya. Bahkan sudah semestinya kita
menjauhi tokoh-tokoh filsafat yang telah banyak merusak ajaran Islam.
5. Pemahaman, pengamalan, dan dakwah yang bersumber dari Al-Qur-an dan
As-Sunnah haruslah sebagaimana yang difahami, diamalkan, dan didakwahkan
oleh Rasulullah Shallallahuu 'alaihi wa sallam, dan para Shahabatnya,
tidak boleh ada seorang pun yang menyalahi aturan dalam perkara ini.
Akhirul kalam, penulis berharap kepada Allah agar kiranya tulisan ini
bermanfaat untuk kita semua dan menjadi suatu amalan yang ikhlas dengan
mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala semata. Ya Allah,
jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa berpegang kepada Al-Qur-an
dan As-Sunnah dengan pemahaman para Shahabat g dan berusaha
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, dan jadikanlah kami
istiqamah di atas Sunnah.
Wallaahu a’lam bish Shawaab.
سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ.https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag
Tidak ada komentar:
Posting Komentar