Segala puji bagi Allah, tempat kita memohon pertolongan dan ampunan.
Kita bershalawat dan salam atas Nabi dan kekasihNya; Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam, keluarga serta para sahabatnya.
Wahai ukhti muslimah, dimanapun kalian berada. Semoga keselamatan
dilimpahkan kepadamu. Demikian juga rahmat Allah dan barakahNya.
Ketahuilah, ukhti fillah.
Engkau adalah bagian dari laki-laki. Engkau adalah satu bagian dari
keturunan manusia secara keseluruhan. Engkau adalah seorang ibu, isteri,
anak, saudara, bibi, cucu dan sekaligus nenek buat mereka.
Rasul kita Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda,
إِنَّمَا النِّسَاءُ شَقَائِق الرِّجَالِ
Sesungguhnya, wanita itu belahan laki-laki. [HR Ahmad; Abu Dawud dan Tirmidzi. Lihat Shahih Al Jami’, nomor 2329].
Engkau bersandar kepada umat yang mulia dan agung, yaitu ummatul Islam;
yang di dunia ini tiada bandingannya. Dia melahirkan para pemimpin,
pahlawan, pembesar dan para penakluk negeri-negeri.
Maka sesungguhnya umatmu ini, adalah umat yang memperoleh hidayah dan
agama yang lurus. Yakni umat yang telah dijadikan oleh Allah Subhanahu
wa Ta'ala sebagai umat terbaik, yang dilahirkan untuk manusia agar
menyuruh kepada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Juga, menuntun
manusia kepada keadilan dan kebaikan, mengeluarkan manusia dari
beribadah kepada makhluk ke dalam beribadah hanya kepada Rabbul ‘ibad
(Allah) saja. Serta mengeluarkannya dari kesempitan dunia kepada
kelapangan dunia lagi akhirat. Dan dari penganiayaan bermacam agama ke
dalam Islam yang penuh keadilan.
Tidak syak lagi, wanita-wanita terdahulu dari umat ini menjadi salah
satu faktor penyebab yang utama dalam memposisikan umat ke dalam
kedudukan yang tinggi dan penting.
Ketahuilah wahai ukhti yang baik,
Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menganugerahkan kedudukan
yang penting dan agung untuk seorang wanita di dalam taklif dan
penghormatan
Allah berfirman,
وَالْمُؤْمِنُونَ وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ
يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَيُقِيمُونَ
الصَّلاَةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ اللهَ وَرَسُولَهُ
أُوْلاَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللهُ إِنَّ اللهَ عَزِيزٌ حَكِيمُُ
Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebagian mereka
(adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang makruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan mereka taat kepada Allah dan RasulNya.
Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana. [At Taubah : 71].
Bagi engkau ukhti,
Allah telah membebankan hukum-hukum dan syariat-syariat. Dia memberimu
kekhasan dan keistimewaan yang sesuai dengan diri dan fitrahmu. Allah
telah menceritakan tentang diriNya,
أَلاَيَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُ
Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan
dan rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui. [Al Mulk : 14]
Ukhti, engkau terpanggil untuk kembali ke jalan Allah. Berpegang teguh
kepada dienNya dan mengikuti sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
dengan benar. Yaitu dengan jalan bersandar kepada ummatul Islam. Serius
membangun generasi yang lurus, yang membawa bendera iman dengan gigih.
Ukhti. Dimanapun musuh-musuh Islam itu hendak memalingkan engkau dari
tugas mulia; kesungguhanmu dalam menjunjung agama dan membangun umat
ini. Kita lihat, mereka menyajikan jebakan-jebakan dunia yang sangat
menggoda dan perhiasan-perhiasan yang fana. Semisal : pameran-pameran
perhiasan dan fashion-fashion yang memukau sekaligus menipu.
Ini semua adalah produk orang-orang kafir. Disana persaingan tiada
hentinya, nafsu syahwat diluapkan, perut-perut tak pernah kenyang,
perhiasan yang membinasakan dan kompetisi yang menjerumuskan
(seolah-olah engkau tercipta hanya untuk yang hina-dina ini). Dan
seluruhnya mengandung unsur propaganda kepada pemborosan, kedengkian dan
gaya ikut-ikutan.
Kemudian kita melihat orang-orang dzalim sedang menyulutkan api
permusuhan dan kebencian, antara engkau dan kaum laki-laki. Maka
–menurut mereka- engkau adalah anak yang dilecehkan, isteri yang
didzalimi, ibu yang disia-siakan dan wanita yang diluruhkan.
Adapun kaum laki-laki –menurut mereka- adalah orang dzalim, munafik,
orang yang melampaui batas, thagut, pemerkosa hak-hak perempuan.
Ini merupakan bagian dari rekayasa. Dengan sengaja diopinikan, supaya
engkau melakukan kedurhakaan kepada orang tua, angkuh terhadap kaum
lelaki dan melawan suami.
Sebenarnya mereka tidak mempropagandakan keadilan dan kasih sayang.
Tetapi sebaliknya, mereka menjerumuskan ke dalam kedurhakaan, pelecehan,
kerusakan dan kedzaliman.
Kita mendapati mereka sebagai para penipu, yang tidak hanya sekedar
menjebak dengan itu semua. Tetapi mereka juga merancukan pemahaman dan
menyulap hakikat yang sebenarnya. Mereka menggiring wanita untuk
melepaskan diri dari syariat. Mereka membikin image, bahwa ketakwaan dan
kehormatan diri adalah belenggu kebebasan dan kemerdekaan. Hijab syar’i
hanyalah membikin akal tertutup dan beku saja. Lalu shalat dan puasa,
sama sekali tidak bermanfaat dan menyia-nyiakan umur. Adapun ketaatan
kepada suami adalah penghinaan dan pelecehan.
Ukhti, sungguh mereka seperti serigala buas, yang menginginkan agar
engkau selalu berbuat dosa, berbuat dzalim di setiap tempat; di kantor,
di jalan dan di tempat-tempat hiburan menutup diri dari akhlak, agama
dan kemuliaan.
Mereka mengharapkan agar engkau tidak mengikuti syariat, kecuali yang
berdasarkan hawa nafsu mereka yang rusak dan shahwat mereka yang
hina-dina. Dan dalam hal ini mereka -secara total- mengikuti para
pendahulunya, yaitu orang-orang kafir barat dan musyrik. Yang para
wanitanya merupakan individu yang di dhalimi, dihina, diremehkan dan
direndahkan.
Bersamaan dengan itu, mereka mempropagandakannya sebagai emansipasi
wanita. Emansipasi macam apakah ini? Sebenarnya, hal ini adalah
emansipasi yang rendah dan hina sekali.
Ukhti. Tidakkah engkau memperhatikan wanita-wanita lain; mereka melucuti
pakaian iffah dan rasa malu. Lalu berjalan berlenggak-lenggok di balik
syahwat dan mengikuti hawa nafsu para penipu. Bagaimanakah kesudahannya?
Ukhti. Berbanggalah dengan agamamu yang telah memuliakanmu serta
memuliakan bapakmu dan pendahulu-pendahlumu. Jadilah suri tauladan yang
baik untuk anak-anakmu, saudara, keluarga dan tetanggamu. Ikhlaslah
dalam menyandarkan diri kepada umat yang mulia ini. Dan ketahuilah,
bahwa iffah -dalam pandangan orang-orang yang memiliki semangat untuk
komitmen dengan ajaran agama- sungguh sebuah kemuliaan. Adapun mengikuti
hawa nafsu –menurut orang shalih- merupakan kehinaan, walaupun oleh
orang-orang diberi dengan label palsu seperti cinta, kebebasan dan
emansipasi.
Ukhti. Yakinlah, bahwa kebahagiaan yang abadi, yaitu apabila engkau
menjadi seorang anak yang taat dan memiliki keutamaan, menjadi isteri
yang sempurna dan mulia, serta menjadi ibu yang baik dan bertakwa. Dan
ini semua terkandung dalam tingginya nilai kebenaran, kebaikan dan
cahaya keimanan.
Ketahuilah ukhti muslimah, bahwa shalat adalah tiang agama, sekaligus
pembeda antara orang muslim dan kafir. Puasa adalah rukun yang kedua.
Adapun shadaqah merupakan salah satu sarana menghapus kesalahan dan
maksiat, serta menghapus segala dosa-dosa.
Ingatlah selalu wahai ukhti, bahwa wanita yang berpakaian tetapi
telanjang, yaitu yang menanggalkan jilbab malunya dan memakai pakaian
masa kini yang ngetrend, lagi membuka aurat. Sebenarnya mereka tak akan
masuk syurga. Tidak pula dapat mencium harumnya syurga.
Ketahuilah wahai ukhti, bahwa hijab syar’i memiliki beberapa syarat.
Diantaranya : Menutupi seluruh tubuh, kecuali wajah dan tangan (menutup
keduanya lebih utama dan lebih terjaga). Tidak dimaksudkan sebagai
penghias diri atau kemegahan dan berbangga diri, serta tidak menarik
perhatian. Tidak sempit, sehingga mencetak postur tubuh. Tidak tipis,
sehingga tidak menampakkan apa yang ada dibaliknya.
Selain itu tidak memakai wangi-wangian. Tidak pula menyerupai pakaian
wanita kafir dan musyrik, serta tidak menyerupai pakaian laki-laki.
Terakhir kuperuntukkan buat wanita pada umumnya di negeri kita kaum muslimin.
Sesungguhnya ingin kukatakan kepada mereka, “Hati-hatilah agar tidak
terjerumus ke dalam lembah-lembah sebagaimana para wanita di negeri
kafir telah terprosok ke dalamnya; dikarenakan disana tak ada agama yang
mampu melindungi hak-hak mereka. Adapun wanita di negeri muslim, apa
yang menjadi alasan mereka?! Karena Allah k telah menurunkan untuk
mereka agama yang menjaga segala hak dan keadilan yang dibebankan
kepadanya. Kita tak menginginkan wanita di negeri ini layaknya burung
beo yang meniru segala yang diucapkan, memakai setiap produk yang
dihasilkan, mengikuti semua gemerlap yang menjebak. Dan haus dengan
beragam syahwat.
Kami menginginkan, agar para wanita itu memiliki kepribadian yang
istimewa. Baik dalam masalah akidah, pemikiran, perilaku, pakaian,
ataupun gaya hidup.
Adapun aqidah merupakan kaidah yang paling penting dalam agama kita yang
lurus ini. Maka, waspadalah terhadap amalan yang menyelisihinya
-seperti berdo’a kepada selain Allah, nabi-nabi, para wali, orang-orang
shalih, bersumpah dengan nama selain Allah, menyembelih dan bernadzar
untuk selain Allah, mendatangi dukun dan ahli nujum (paranormal), ruqyah
yang syirik dan berbagai perbuatan kufur dan sesat lainnya.
KESIMPULAN.
Kami menginginkan agar wanita muslimah selalu menimbang seluruh kasus
dengan memakai manhaj Allah yang agung. Memandang hidup ini dengan
kacamata Al Quran yang mulia, dan selalu mengedapankan kehidupan
akhirat. Menjadikan Islam sebagai petunjuk dan pedoman serta sunnah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai teladan dan teman
hidup.
Beginilah wanita yang kita inginkan. Yaitu mampu merealisasikan segala
sesuatu dalam kehidupan ini untuk dirinya atau yang lainnya.
Ukhti, sebenarnya apa yang sedang engkau baca ini adalah peringatan dan
bekal untuk sebuah perjalanan, yang bisa panjang juga pendek, yang
penghujungnya ialah kematian, lalu kuburan.
Barangsiapa yang termasuk ahli syurga, maka akan diluaskan kuburnya
selebar 70 hasta dan akan dipenuhi rumput hijau hingga hari kebangkitan.
Barangsiapa termasuk ahli neraka, maka akan dipukul dengan palu besi
dan disempitkan kuburannya hingga hancur tulang-belulangnya
Kemudian hari berbangkit … , lalu dikumpulan… , lalu ditampakkan
amalan-amalan. Setelah itu perhitungan. Dan terakhir ialah tempat abadi,
di syurga yang luasnya seluas langit dan bumi. Atau di neraka yang
hitam dan menyala-nyala.
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. [Ali Imran : 185].
Ukhti, ini adalah ungkapan harapan dan nasihat yang lurus. Waspadalah
terhadap pengikut syetan dan bala tentara iblis yang menginginkan engkau
tersesat.
Ketahuilah, sesungguhnya perananmu dalam pembentukan umat sangatlah
agung. Maka, optimalkan peranan ini. Janganlah engkau menjadi perusak
dan kebinasaan. Akan tetapi jadilah pencipta kemuliaan.
Kembalilah kepada dua wahyu yang agung, yaitu Kitabullah dan sunnah
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam hingga mampu mencapai
kemenangan dan kebahagiaan di dunia dan akhir.https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar