Wahai ukhti muslimah…..
Saya akan kemukakan.nasehat yang utama bagi kalian. Yakni tentang
perlunya semangat dalam menuntut ilmu dan tafaqquh fid-din, akan tetapi
pada kenyataannya banyak wanita yang tidak sungguh-sungguh dalam
belajar, bahkan meninggalkannya (berpaling darinya). Telah menjadi
keprihatinan tersendiri dalam benak saya. Oleh karena itu, insya Allah
saya akan menjelaskan dan menguraikan urgensi tholibul ilmi dari
dalil-dalil Al-Qur’an, disertai ta’liq sederhana.
Ukhti muslimah yang dirahmati-Nya,
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah banyak memaparkan pentingnya menuntut ilmu dalam deretan firman-Nya yang mengagumkan.
"Artinya : Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak
disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan
orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada
Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana." [Ali-Imran :18]
Berkata Imam Al Qurtubi rahimahullah dalam tafsirnya :
"Ayat ini adalah dalil tentang keutaman ilmu dan kemuliaan ulama.
Seandainya ada orang yang lebih mulia dari ulama, sungguh Allah akan
menyertakan nama-Nya dan nama malaikat-Nya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman juga kepada Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang
kemuliaan ilmu."
"Artinya : Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan." [Thaha :114]
Maka seandainya ada sesuatu yang lebih mulia daripada ilmu, sungguh
Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memerintahkan Nabi-Nya untuk meminta
tambahan akan sesuatu itu, sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
memerintahkan Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta
tambahan ilmu. [Tafsir Al-Qurthubi hal. 1283]
"Artinya : Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui" [Az-Zumar : 9]
Imam Al Qurtubi rahimahullah berkata :
"Menurut Az-Zujaj Radhiyallahu ‘anhu, maksud ayat tersebut yaitu orang
yang tahu berbeda dengan orang yang tidak tahu, demikian juga orang taat
tidaklah sama dengan orang bermaksiat. Orang yang mengetahui adalah
orang yang dapat mengambil manfaat dari ilmu serta mengamalkannya. Dan
orang yang tidak mengambil manfaat dari ilmu serta tidak mengamalkannya,
maka ia berada dalam barisan orang yang tidak mengetahui" [Tafsir
Al-Qurthubi hal. 5684]
"Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu
dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat."
[Al-Mujaadilah : 11]
Imam Al Qurtubi rahimahullah berkata,
"Maksud ayat di atas yaitu, dalam hal pahala di akhirat dan kemuliaan di
dunia, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan meninggikan orang beriman dan
berilmu di atas orang yang tidak berilmu. Kata Ibnu Mas`ud, dalam ayat
ini Allah Subhanahu wa Ta’ala memuji para ulama. Dan makna bahwa Allah
Subhanahu wa Ta’ala akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu
beberapa derajat, adalah derajat dalam hal agama, apabila mereka
melakukan perintah- perintah Allah" [Tafsir Al-Qurtubi hal. 5070]
"Artinya : Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambanya, hanyalah ulama." [Al- Fathirv: 28]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
"Maksud ayat di atas adalah, orang yang takut kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala dengan benar hanyalah ulama yang mengenal-Nya, karena semakin
mengenal Allah Yang Maha Agung, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha
Mengetahui,Yang memiliki sifat kesempurnaan dan kebaikan, maka
pengenalan, pengetahuan, dan ketakutan terhadap-Nya akan semakin
sempurna" [Tafsir Ibnu Katsir 3/163]
"Artinya : Sesungguhnya al-Quran adalah ayat-ayat yang nyata dalam dada
orang-orang yang diberi. Dan tidak mengingkari ayat-ayat Kami kecuali
orang-orang yang dholim." [Al-Ankabut : 49]
Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang ayat di atas.
"Allah Subhanahu wa Ta’ala menyanjung ahli ilmu, memuji dan memuliakan
mereka dengan menjadikan kitab-Nya sebagai ayat-ayat yang nyata/jelas
dalam dada mereka. Ini merupakan kekhususan dan kebaikan bagi mereka dan
tidak bagi yang lainnya." [Miftah Daari As-Sa’adah hal. 1/50]
Dan kata Imam Al Qurtubi rahimahullah.
"Maksud ayat tersebut adalah, Al Qur`an bukanlah sihir atau syair,
seperti yang dikatakan oleh orang-orang batil. Akan tetapi Al Qur`an
adalah tanda dan dalil Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam Al Qur`an agama
dan segala hukum-Nya dapat diketahui. Seperti itulah al-Qur`an di dalam
dada-dada orang yang diberi ilmu. Mereka adalah para sahabat Muhammad
Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dan orang-orang yang beriman kepadanya.
Mereka berilmu, mampu memahami dan membedakan antara kalamullah,
perkataan manusia dan ucapan-ucapan setan" [Tafsir Al-Qurtubi hal. 5070]
"Artinya : Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu`min itu pergi
semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan
diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka
tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka
telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya."
[At-Taubah : 122]
Imam Al-Qurtubi rahimahullah berkata.
"Ayat ini merupakan pokok tentang wajibnya menuntut ilmu. Karena tidak
seharusnya orang mukmin itu pergi ke medan perang semua, padahal Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak, sehingga mereka meninggalkan beliau
sendiri. Mereka membatalkan keinginan mereka, setelah mengetahui tidak
dibolehkannya pergi secara keseluruhan. Beberapa orang dari tiap-tiap
golongan, agar tetap tinggal bersama Nabi untuk mempelajari agama.
Sehingga apabila orang- orang yang berperang itu telah kembali, mereka
bisa mengabarkan dan meyebarkan pengetahuan ilmu mereka. Dalam ayat ini
juga terdapat kewajiban untuk memahami Al Kitab dan Sunnah. Dan
kewajiban tersebut adalah kewajiban kifayah bukan wajib `ain" [Tafsir
Al-Qurtubi hal.3132]
“Artinya : Dan katakanlah:"Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". [Thaha :114]
Berkata Ibnu `Uyainah rahimahullah.
"Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa bertambah ilmunya
sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala mewafatkan beliau" [Tafsir Ibnu Katsir
3/167]
Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah.
"Dengan hal ini cukuplah merupakan kemuliaan bagi ilmu, yaitu bahwa
Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk meminta tambahan berupa ilmu" [Miftah
Daari As-Sa’adah]
"Artinya : Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk
menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa
derajat. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui."
[Al-An`am : 83]
Imam Al Qurtubi rahimahullah berkata.
"Firman Allah, Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat
yaitu dengan ilmu, kepahaman dan imamah (kepemimpinan) serta kekuasaan"
[Tafsir Al-Qurtubi hal. 2466]
"Artinya : Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu.
Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka
tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah
telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu dan telah mengajarkan
kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat
besar atasmu." [An Nisaa` : 113]
Berkata Ibnul Qoyyimrahimahullah tentang ayat di atas,
"Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan kenikmatan-kenikmatan dan
karunia-Nya kepada Rasul Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan Allah
Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kenikmatan dan karunia-Nya yang paling
agung adalah memberinya Al Kitab dan hikmah serta mengajarkan kepadanya
apa yang belum diketahuinya."[Miftah Daari As-Sa’adah 1/52]
Demikianlah Ukhti Muslimah
Semoga pemaparan saya kali ini bermanfaat bagi ukhti semuanya. Harapan
saya semoga kita masih mendapat kesempatan untuk meniti ilmu-Nya yang
maha luas. Amin
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
[Diterjemahkan oleh Salamah Ummu Ismail, dari Kitab Al-Kalimatun Nafi’at Lil Akhwatil Muslimah hal. 23-28]
[Disalin dari Majalah As Sunnah Edisi 04/Tahun VI/1423H/2002M.
Diterbitkan Oleh Yayasan Lajnah Istiqomah Suarakarta, Alamat Jl. Solo –
Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo – Solo 57183]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar