HARAM MURKA KETIKA ALLAH SUBHANAHU WA TA’ALA MEMBERIKAN KEPADANYA ANAK-ANAK PEREMPUAN [1]
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
Pada zaman jahiliyyah apabila terdengar suara tangis seorang anak
perempuan kecil yang diseret bapaknya untuk dikubur hidup-hidup adalah
hal yang biasa dan lumrah. Pemandangan yang sering dilihat oleh kedua
mata dan di dengar oleh kedua telinga di zaman dimana manusia hidup
dibawah naungan kegelapan-kegelapan jahiliyyah yang membawa hati-hati
manusia menjadi keras melebihi kerasnya batu gunung. Oleh karena itu
tidaklah aneh kerasnya hati seorang bapak yang mengubur anak
perempuannya hidup-hidup. Entah berapa banyak anak-anak perempuan yang
dikubur hidup-hidup tanpa dosa kecuali untuk menebus rasa malu dari
bapak-bapak mereka yang merasa terhina di tengah-tengah kaum jahiliyyah
hanya karena mereka mendapat anak perempuan!? Entah berapa banyak pula
di zaman jahiliyyah itu muka-muka yang masam dan hitam bercampur
kemarahan yang dalam ketika dikabarkan kepadanya bahwa istrinya telah
melahirkan sorang bayi perempuan?
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala
“Artinya : Dan apabila anak-anak perempuan yang dikubur hidup-hidup itu
ditanya [2] karena dosa apakah dia dibunuh?’ [At-Takwir : 8-9]
Artinya : Dan apabila salah seorang dari mereka diberi kabar gembira
dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (marah padamlah) mukanya,
dan dia sangat marah, ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak
disebabkan berita buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan
memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke
dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah ! Alangkah buruk apa yang mereka
tetapkan itu” [An-Nahl 58-59]
Cukuplah seorang itu berdosa ketika dia diberi kabar gembira dengan
kelahiran bayi perempuannya, kemudian dia marah dan murka atau bermasam
muka yang menunjukkan ketidak ridlaanya kepada pemberian Rabbul Alamin!?
Alangkah besarnya dosa orang itu disebabkan.
Pertama : Dia membenci dan tidak ridla kepada rizki yang Allah berikan kepadanya berupa seorang bayi perempuan.
Kedua : Dia telah mengikuti akhlak dan sifat kaum jahiliyyah yang sangat
membenci anak-anak perempuan sehingga mereka mengubur hidup-hidup
bayi-bayi perempuan dan anak-anak perempuan mereka.
Terlalu banyak bapak-bapak muslim pada zaman kita hidup sekarang ini
yang berakhlak seperti akhlaknya kaum jahiliyyah. Tidak sedikit di
antara mereka ketika mendapat kabar gembira bahwa istrinya telah
melahirkan sang bayi perempuan mereka menyesal, kusut mukanya dan tidak
tampak kegembiraan di wajahnya, marah-marah dan lain-lain dari sifat
jahiliyyah. Bahkan tidak sedikit para istri menjadi sasaran kemarahan
suami dan mertuanya yang sangat menginginkan anak dan cucu laki-laki
hanya karena si istri dan mantu ini dengan izin Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah melahirkan sang bayi perempuan!!?
Semua itu menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang miskin iman
dan ilmu. Tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang Maha Kuasa menentukan laki-laki atau perempuan dan manusia tidak
mempunyai kekuasaan sedikitpun juga!.
Perhatikanlah sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.
“Artinya : Dari Anas bin Malik dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla mewakilkan di rahim
(perempuan) seorang malaikat. Malaikat itu berkata : Ya Rabbi ! Ini
nutfah (mani)! Ya Rabbi, ini ‘alaqah (darah)! Ya Rabbi ini mudlghah
(daging)! Maka apabila Allah hendak menentukan menjadi makhluk (yakni
manusia) Malaikat berkata ; Apakah laki-laki atau perempuan? Menjadi
orang yang celaka atau berbahagia? Apa rizki dan ajalnya? Lalu
ditulislah (ketentuan tersebut) di perut ibunya” [Hadits shahih riwayat
Bukhari no. 318 dan Muslim 8/46]
Kenapakah kita tidak berkata seperti Imam Ahmad bin Hanbal setiap kali mendapatkan anak perempuan beliau selalu berkata.
“Artinya : Para Nabi itu mereka adalah para bapak bagi anak-anak perempuan” [3]
Ketika orang-orang jahiliyyah membenci anak-anak perempuan dan ketika
umumnya orang tua selalu menginginkan anak-anak laki-laki maka Allah
Subhanahu wa Ta’ala mendahului menyebut perempuan ketika mereka
membelakanginya. Firman-Nya : “Dan Ia memberikan kepada siapa yang ia
kehendaki anak-anak perempuan”.
Kemudian agama pun menetapkan betapa besarnya ganjaran orang tua yang
mengurus, merawat dan mendidik anak-anak perempuannya dengan ihsan
sesuai dengan syari’at Rabbul Alamin!
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
__________
Foote Note
[1]. Tuhfatul Maulud Fi Ahkaamil Maulud (bab II)
[2]. Yakni pada hari kiamat
[3]. Thfatul Maulud Fi Ahkaamil Maulud (bab II)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar