ISLAM MENGANJURKAN/MENGGEMARKAN MEMPUNYAI ANAK
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
Dalam masalah ini telah datang dalil-dalil yang menunjukkan bahwa Islam
sangat menganjurkan umatnya untuk mempunyai anak bahkan mempunyai anak
banyak sebagai mana akan datang keterangannya di fasal ke tiga. Di
antara dalil-dalil tersebut ialah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala.
“Artinya : …dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kamu (yaitu anak)” [Al-Baqarah : 187]
Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Anas bin Malik dan lain-lain Imam dari kaum
Tabi’in menafsirkan ayat di atas dengan anak (Tafsir Ibnu Jarir dan
Tafsir Ibnu Katsir di dalam menafsirkan ayat di atas)
Maksudnya : Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan kita untuk
mencari anak dengan jalan bercampur (jima’) suami istri apa yang Allah
telah tentukan untuk kamu.
Cukuplah ayat di atas sebagai dalil yang tegas dan terang bahwa Islam
memerintahkan mempunyai anak dengan jalan nikah dan bercampur
suami-istri. Dan sekaligus merupakan larangan dan celaan terhadap mereka
yang tidak mau mempunyai anak padahal ada jalan untuk memperolehnya
dengan qadar Allah.
Dan sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
“Artinya : Nikahilah perempuan yang pecinta (yakni yang mencintai
suaminya) dan yang dapat mempunyai anak banyak, karena sesungguhnya aku
akan berbangga dengan sebab (banyaknya) kamu di hadapan umat-umat (yang
terdahulu)” [Shahih Riwayat Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Hibban dan Hakim
dari jalan Ma’qil bin Yasar]
“Artinya : Nikahilah perempuan yang penyayang dan dapat mempunyai anak
banyak karena sesungguhnya aku akan berbangga dengan sebab banyaknya
kamu dihadapan para Nabi nanti pada hari kiamat” [Shahih Riwayat Ahmad,
Ibnu Hibban dan Sa’id bin Manshur dari jalan Anas bin Malik]
Kelengkapan takhrij dua hadits di atas terdapat di kitab besar kami Riyadlul Jannah (no. 172 dan 173).
ISLAM MENGANJURKAN UMATNYA UNTUK MEMPUNYAI BANAK ANAK
Diantara dalil-dalilnya ialah duah hadits yang telah lalu di fasal 1
dari hadits Ma’qil bin Yasar dan hadts Anas bin Malik kemudian hadits
yang sangat terkenal di bawah ini yaitu do’a Nabi yang mulia Shallallahu
‘alaihi wa sallam kepada Anas bin Malik.
Artinya : Ya Allah! Banyakanlah hartanya dan (banyakanlah) anaknya dan
berkahilah apa yang engkau telah berikan kepadanya” [Hadits shahih
riwayat Bukhari (7/152, 154, 161, 162 dan Muslim 2/128]
Dalam riwayat yang lain yang juga dikeluarkan oleh Imam Bukhari di
kitabnya yang lain di luar kitab Shahih-nya yaitu di kitabnya Adabul
Mufrad (no. 653), Nabi yang mulia Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mendo’akannya.
“Artinya : Ya Allah ! Banyakanlah hartanya dan anaknya, dan panjangkanlah umurnya dan ampunkanlah ia” [Derajad hadits ini Hasan]
Dari hadits yang mulia ini kita mengetahui bahwa Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam mencintai umatnya mempunyai banyak anak. Dengan
demikian, maka Islam menganjurkan umatnya mempunyai banyak anak dengan
maksud dan tujuan yang suci mengikuti ‘Syari’at Rabbul ‘Alamin di
antaranya yang terpenting adalah memperbanyak umat Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam sebagaimana beliau tegaskan (lihat haditsnya di fasal
pertama). Keadaan yang demikian membuat orang-orang kuffar ketakutan dan
cemas akan banyaknya kaum muslimin. Akhirnya merekapun menakut-nakuti
kaum muslimin dam membuat berbagai macam program dalam rangka membatasi
kelahiran di negeri-negeri Islam yang pemimpinnya dan para pejabatnya
jauh dari nur Islam. Ambil misal, di negeri kita ini –negeri Islam- di
masa orde baru rezim Soeharto mencekoki kaum muslimin dengan berbagai
macam program KB (Keluarga Berencana) membatasi kelahiran.
“Cukup anak dua saja!”
“Laki-laki perempuan sama saja!?”
Inilah salah satu dari sekian banyak kebodohan Soeharto yang akibatnya
dia rasakan sendiri rakyat hidup miskin akibat krisis moneter yang
berkepanjangan. Katanya KB itu menjanjikan hidup sejahtera dan sentosa
dan lain-lain dari janji-janji muluk. Apa kata orang-orang kuffar kepada
kaum muslimin, “Kalau kami mempunyai banyak anak niscaya kamu akan
jatuh miskin dan bangkrut karena akan kerepotan dalam mengurusnya dan
banyak keluar biaya dan lain-lain kesusahan. Lebih dari itu bumi akan
sesak dan perbendaharaannya akan habis dan punah? Dimana kita akan
bertempat tinggal dan apa yang akan kita makan!?”
Kita jawab
Pertama : Adapun tidak mau mempunyai anak karena miskin atau takut
miskin dan yang berhubungan dengannya dari masalah-masalah pengurusan
dan biaya telah kami jawab di fasal kedu.
Kedua : Adapun keyakinan tentang melonjaknya jumlah penduduk yang akan
membuat bumi ini sesak dan habis perbendaharaannya adalah keyakinan yang
batil dan sesat menyesatkan. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
berfirman.
“Artinya : Dan bagi kamu di bumi tempat menetap dan rizki sampai waktu
yang telah ditentukan (yakn hari kiamat)” [Al-Baqarah : 36]
“Artinya : Dialah Allah yang menciptakan untuk kamu segala sesuatu di bumi ini semuanya’ [Al-Baqarah : 29]
“Artinya : Allah berfirman : Di bumi kamu hidup dan di bumi kamu mati
dan dari bumi itu (juga) kamu akan dibangkitkan” [Al-A’raaf : 25]
“Artinya : Bukankah Kami telah menjadikan bumi (tempat) berkumpul (yang
cukup). Untuk orang-orang yang hidup dan orang-orang yang
mati”[Al-Mursalat : 25-26]
Dari ayat-ayat di atas kita mengetahui
Pertama : Bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjadikan bumi tempat
tinggal bagi manusia dan tempat yang cukup untuk mereka bagi yang hidup
dan yang mati.
Kedua : Allah Subhanahu wa Ta’ala telah sediakan di bumi ini untuk
manusia perbendaharaan yang cukup yang tidak akan punah dan habis.
KEUTAMAAN MEMPUNYAI ANAK BANYAK
Artinya : Dari Abu Huarirah, ia berkata : telah bersabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya ada seseorang [1] yang
diangkat (ditinggikan) derajadnya di jannah (surga)”. Lalu ia bertanya
(terheran-heran), “Bagaimana aku bisa mendapat ini (yakni derajad yang
tinggi di surga)?”. Dikatakan kepadanya, “(Ini) disebabkan istighfar
(permohonan ampun) dari anakmu (kepada Allah) untukmu”.
“Artinya : Dari Abu Hurairah : Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda, “Apabila manusia itu telah mati maka
terputuslah dari semua amalnya kecuali tiga perkara.
1). Shadaqah jariyah
2). Atau ilmu yang diambil manfaatnya
3). Anak shalih yang mendo’akannya”
[Riwayat Muslim dan lain-lain]
Inilah puncak tertinggi dari keutamaan-keutamaan mempunyai anak, yaitu
anak yang shalih yang bermanfaat bagi orang tua di dunia dan di akhirat.
Dari hadits ini pun kita mengetahui bahwa tujuan mulia dari mempunyai
anak –menurut syari’at Islam- ialah menjadikan anak-anak tersebut
menjadi anak-anak yang shalih, anak-anak yang taat kepada Allah dan
Rasul-Nya dan anak-anak yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya
(birrul walidain). Bukan anak-anak yang durhaka apalagi yang kufur dan
lain-lain yang dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya. Peran orang tua dalam
hal ini sangat penting sekali dan menentukan. Perhatikanlah sabda Nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam di bawah ini.
“Artinya dari Abu Hurairah, Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam telah bersabda, “Setiap manusia dilahirkan ibunya atas dasar
fitrah [2]. Dan kedua orang tuanyalah yang sesudah itu yang
menjadikannya sebagai Yahudi dan Nashara dan Majusi. Maka apabila kedua
orang tuanya muslim, maka jadilah dia anak muslim..” [Riwayat Muslim dan
lain-lain]
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
__________
Foote Note
[1]. Lafadz-lafadz ini tidak menunjukkan hanya satu orang saja. Akan
tetapi setiap orang tua yang di-istighfarkan oleh anaknya. Kalau dia
termasuk ahli jannah maka derajatnya di surga akan diangkat seperti
hadits di atas, dan kalau dia termasuk orang yang berdosa dan calon
penghuni neraka maka dosa-dosanya akan berkurang atau hapus kalau Allah
Subhanahu wa Ta’ala menghendaki.
[2]. Menurut Imam Nawawi di Syarh Muslim bahwa pendapat yang lebih shahih fitrah itu maknanya Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar