MENDO'AKAN ANAK CIRI PENDIDIK IDEAL
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
Allah Azza wa Jalla berfirman.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka(jawablah)
bahwasannya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang
berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku. [Al Baqarah : 186]
Allah Azza wa Jalla berfirman.
أَمَّن يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السَّوءَ
Atau siapakah yang memperkenankan (Do’a) orang yang dalam kesulitan apa
bila ia berdo’a kepadaNya dan yang menghilangkan kesusahan. [An Naml :
62]
Dari Nu’man bin Basyir Radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
الدُّعَاءُ هُوَ الْعِبَادَةُ
Berdoa itu adalah Ibadah. [1]
Wahai para pendidik, doa sangat memberi manfaat kepada anak dan menambah
keteguhan dan kesolehan mereka serta orang akan selalu mendapat hidayah
dan petunjuk kepada jalan yang lurus.
Oleh sebab Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mendorong kita agar selalu
berdoa untuk kebaikan anak, sebab doa akan menambah keberkahan dan
kebaikan pada anak. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
melarang kepada kita mendoakan buruk atas anak sebagaimana Beliau
Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
لاَ تَدْعُوْا عَلَى أَنْفُسِكُمِ وَلاَ تَدْعُوْا عَلَى أَوْلاَدِكُمْ
وَلاَ تَدْعُوْا عَلَى أمِوَالِكُمْ, وَلاَ تُوَافِقُوْا مِنَ الله سَاعَةً
إلاَّ يَسْألُ فِيْهَا عَطاَءً فَيَسْتَجِيْبُ لَكُمْ.
Janganlah kalian berdoa buruk atas dirimu, jangan berdoa buruk atas
anakmu, dan jangan berdoa buruk atas hartamu sebab bila kalian tepat
pada saat yang dikabulkan Allah ketika kamu meminta suatu permintaan
maka Allah akan mengabulkannya.
Seorang laki-laki datang kepada Abdullah Ibnu Mubarak yang mengeluhkan
tentang kenakalan anaknya, maka Beliau bertanya kepadanya,” Apakah kamu
pernah berdoa buruk atasnya? ia menjawab,”Ya”. Ibnu Mubarak berkata,”
Kamulah yang merusaknya”.
Wahai para pendidik, daripada anda merusak anak maka lebih baik anda
menjadi sebab baiknya anak dan datangnya keberkahan dalam hidup mereka
lewat cara berdoa baik untuk mereka seperti yang dilakukan oleh pendidik
utama, Muhammad dan para rasul serta para nabi.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam pernah merangkulku ke dadanya lalu bersabda.
اللَّهُمَّ عَلِّمْهُ الْحِكْمَةَ وَفِي رِوَايَةٍ عَلِّمْهُ الْكِتَابَ
Ya Allah ajarkanlah kepadanya Al hikmah” dalam riwayat lain “Ajarkanlah kepadanya Al Kitab.
Dengan karunia Allah Azza wa Jalla berkat doa Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu menjadi pemuka ulama dan
ahli tafsir Al-Qur’an.
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam selalu berdoa untuk kebaikan
anak-anak ketika dalam keadaan bepergian, sebab dia pada saat itu sangat
dikabulkan. Beliau berdoa.
اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبَ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةَ فِي
اْلأَهْلِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ
وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلِبِ فِي الْمَالِ وَالأهْلِ
وَالْوَلَدِ.
Ya Allah Engkau adalah teman dalam perjalanan, pengganti di keluarga. Ya
Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari gangguan perjalanan,
kegelisahan penungguan dan buruknya kembali pada harta, keluarga dan
anak.
Kaum Ibu pernah datang kepada Rasulullah agar Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa untuk anak-anak mereka.
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu 'anhu berkata bahwa Ummu Sulaim
berkata,” Wahai Rasulullah, Anas menjadi pembantumu maka berdoalah
kepada Allah untuk kebaikannya”. Maka Beliau Shallallahu 'alaihi wa
sallam berdoa.
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَولَدَهُ وَبَارَكَ فِيْمَا أَعْطَيْتَهُ
Ya Allah berikanlah kepada Anas harta dan anak yang banyak dan berkahilah apa-apa yang engkau berikan kepadanya.
Dalam riwayat Bukhari bahwa Anas Radhiyallahu 'anhu berkata,” Ummu
Sulaim membawaku kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, dan
menutupi badanku dengan setengah tudungnya dan setengah selendangnya.
Maka ia berkata,” Wahai Rasulullah, anak ini bernama Unais aku
membawanya kepadamu untuk menjadi pembantumu, maka berdoalah kepada
Allah untuk kebaikannya”. Maka Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam
berdoa.
اللَّهُمَّ أَكْثِرْ مَالَهُ وَولَدَهُ
Ya Allah berikanlah kepada Anas harta dan anak yang banyak.
Anas Radhiyallahu 'anhu berkata,” Demi Allah hartaku banyak dan sungguh anak dan cucuku sampai seratus orang sejak hari ini”.
Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Khildah berkata bahwa Abu Aliyah
pernah mendengar Anas Radhiyallahu 'anhu berkata, “Aku membantu
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam selama sepuluh tahun dan Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam berdoa kepadaku untuk kebaikan maka aku
punya kebun buah-buahan yang bisa panen setahun dua kali sementara dalam
kebun juga ada pohon raihan untuk bahan minyak kasturi”.
Berdoa merupakan perihal yang menjadi ciri utama pendidik yang berhasil
yang pasti bisa dipetik buah dan hasilnya sebagaimana firman Allah Azza
wa Jalla.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
Dan Tuhanmu berfirman: Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. [Ghafir : 60]
Dalam memenuhi panggilan Allah tersebut, para nabi dan rasul selalu berdoa untuk kebaikan anak cucu mereka.
Bukanlah kemiskinan yang menjdikan mereka cemas dan risau. Sebab tidak
ada kerisauan dan kemalangan yang lebih besar daripada orang yang
melepas keimanan demi mengejar dunia yang fana. Melepas iman apapun
sebabnya merupakan sebab kecelakaan dunia dan akhirat. Oleh sebab itu
para nabi selalu mewanti-wanti kepada keturunan mereka agar senantiasa
menjaga benteng iman yang merupakan sebab keberhasilan dan kebahagiaan
mereka di dunia dan akhirat.
Allah Azza wa Jalla berfirman ketika menceritakan doa Nabi Ibrahim untuk keturunannya.
رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada
Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh
kepada Engkau. [Al Baqarah : 128]
Lalu firmanNya dalam surat lain, mengisahkan doa Nabi Ibrahim yang lain.
رَبِّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ ءَامِنًا وَاجْنُبْنِي وَبَنِيَّ أَن نَّعْبُدَ اْلأَصْنَامَ
Ya tuhanku,jadikanlah negeri ini (Mekah) negeri yang aman dan
jauhkanlahaku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-berhala.
[Ibrahim : 35]
Juga firman Allah.
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلاَةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَآءِ
Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap
mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah do’aku. [Ibrahim : 40]
Begitu juga Zakaria berdoa sebagaimana firman Allah.
قَالَ رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَآءِ
Berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar do’a. [Ali Imran : 38]
Allah Ta'ala juga berfirman mengisahkan sifat-sifat ‘Ibadurrahman adalah berdoa untuk kebaikan istri dan keturunannya.
Firman Allah,
قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ
عَلَىَّ وَعَلَى وَالِدَيذَ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ
لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Ya tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah
Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapaku dan supaya aku dapat
berbuat amal yang shaleh yang engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku
dengan(memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat
kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah
diri. [Al Ahqaf : 15]
Firman Allah
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا
وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Dan orang-orang yang berkata: Ya Tuhan kami , anugerhakanlah kepada kami
isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati(kami) dan
jadikanlah kami Imam bagi orang-orang yang bertakwa. [Al Furqan : 74]
Wahai para pendidik, berdoalah kepada Allah untuk anak-anakmu terus
menerus dan tumbuhkan perasaan bahwa tiada daya dan kekuatan kecuali
datang dari Allah karena seluruh taufik hanya datang dari Allah
sementara manusia hanya sekedar usaha dan ikhtiar. Marilah kita berdoa
dengan penuh khusyu’ dan perasaan tunduk semoga Allah menutup
kekurangan, memberi belas kasih kepada yang lemah di antara kita, dan
memelihara anak cucu kita. Hendaklah kita membiasakan pola makan, pola
minum dan dalam berpakaian yang bersih dan halal. Begitu juga hendaklah
berdoa dalam keadaan suci, menghadap kiblat dan mengembalikan kedzaliman
kepada pemiliknya serta memilih waktu yang mustajab terutama pada saat
sujud berdasarkan hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu bahwa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
أقْرَبُ مَا يَكُوْنُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأكْثِرُوْا مِنَ الدُّعَاءِ
Saat yang paling dekat antara hamba dengan Tuhannya adalah ketika sedang sujud maka perbanyaklah berdoa. [2]
Dari Abu Umamah berkata, ” Pernah Rasulullah ditanya: Kapan doa sangat
dikabulkan? Beliau bersabda, ”Pada waktu pertengahan malam dan setiap
selesai shalat wajib”.
Wahai saudaraku, jangan lupa perdoa terutama ketika dalam keadaan
bepergian berdasarkan hadits dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah
bersabda:
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٍ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ, دَعْوَةُ
الْمَظْلُوْمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالَدِ عَلَي
وَلَدِهِ.
Ada tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan, doa orang yang
teraniaya, doa orang yang sedang bepergian dan doa orang tua atas
anaknya.
Begitu juga berdoa pada siang hari dan malam hari dari bulan ramadhan
serta berdoa pada saat haji dan umrah. Maka berdoalah kepada Allah pada
saat itu sementara dalam keadaan sangat yakin bahwa doa anda dikabulkan
sehingga Umar bin Khaththab Radhiyallahu 'anhu berkata,”Yang menjadi
perhatianku bukan terkabulnya doa akan tetapi perhatian utamaku adalah
ilham untuk bisa berdoa sebab orang kalau sudah bisa berdoa maka
pengkabulan doa akan bisa diraih”.
Demikian semoga bermanfaat.
(Diangkat dari kitab bertajuk “Kaifa Turabbi Waladan Salihan” karya Al
Akh Al Maghriby bin As Sayyid Mahmud Al Maghriby semoga Allah
menjaganya) Ummu Rasyidah)
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
_______
Footnote
[1]. Riwayat Abu Dawud
[2]. HR Muslim no.482
Tidak ada komentar:
Posting Komentar