TAHNIK تحنيك DAN MENDO'AKAN KEBERKAHAN KETIKA ANAK ITU LAHIR
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
Tahnik تحنيك ialah : "Mengunyah sesuatu"[1] kemudian meletakkan/
memasukkannya ke mulut bayi lalu menggosok-gosokkan ke langit-langit
(mulut)nya. Dilakukan demikian kepada bayi agar supaya ia terlatih
terhadap makanan dan untuk menguatkannya. Dan yang patut dilakukan
ketika mentahnik hendaklah mulut (bayi tersebut) dibuka sehingga
(sesuatu yang telah dikunyah) masuk ke dalam perutnya. Dan yang lebih
utama (ketika) mentahnik ialah dengan kurma. Dan kalau tidak ada kurma
dengan sesuatu yang manis dan tentunya madu lebih utama dari yang
lainnya (kecuali kurma)".
Demikan keterangan Ibnu Hajar di Fat-hul Baari Kitabul 'Aqiqah. Menurut
Imam Nawawi bahwa tahnik ini termasuk sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa
sallam dengan kesepakatan para ulama (Lihat syarah Muslim Kiatbul
Adab).
Saya berkata : Adapun hukumnya sunat tidak wajib dan waktunya ketika
anak ini lahir atau sehari sesudahnya dengan melihat zhahirnya hadits
dan hikmah yang terdapat pada tahnik yaitu latihan terhadap makanan dan
untuk menguatkan tubuhnya. Meskipun demikian kalau dilakukan beberapa
hari sesudah kelahiran tidak mengapa hanya saja kurang utama. Wallahu
a'lam.
Sedangkan yang dimaksud dengan mendo'akan keberkahan [2] ketika anak itu
lahir dan waktunya sesudah tahnik ialah misalnya dengan ucapan
با ر ك ا لله فيه (Baarakallahu fihi). Artinya : "Berkah Allah kepadanya".
Atau dengan ucapan.
ا للهم با ر ك فيه (Allahumma baarik fihi). Artinya : "Ya Allah berkahilah dia" [3]
Atau dengan do'a yang kita atur sendiri dengan bahasa kita yang
maksudnya memohon kepada Allah agar anak yang baru lahir itu mendapat
keberkahan-Nya.
Dalil dari dua masalah di atas (tahnik dan mendo'akan keberkahan) banyak sekali diantaranya.
Pertama : Hadits Abu Musa
Kedua : Hadits Anas bin Malik tentang kiash Abu Thalhah dan istrinya Ummu Sulaim
Ketiga : Hadits Asma' binti Abi Bakar Ash-Shiddiq ketika melahirkan anaknya Abdullah bin Zubair.
Ketiga hadits diatas telah saya turunkan di fasal ke 20 masalah yang pertama "waktu memberi nama kepada anak".
Keempat : Hadits Aisyah.
عن عا ء شة رضى الله عنها قا لت : أتى النبى صلى الله عليه و سلم بصبى يحنكه فبا ل عليه فأ تبعه الماء
"Artinya : Dari Aisyah, ia berkata, "Didatangkan kepada Nabi Shallallahu
'alaihi wa sallam seorang bayi laki-laki beliau mentahniknya, lalu bayi
itu mengecinginya, kemudian beliau memercikkannya dengan air"
Hadits shahih dikeluarkan oleh Bukhari (no. 5468) dan Muslim
(I/163-164). Lafadz hadits ini oleh Bukhari. Dan dalam lafadz Muslim
sebagai berikut.
عن عا ء شة زوج النبى صلى الله عليه و سلم أن رسو ل الله صلى الله عليه و
سلم يؤ تى با لصبيا ن فيبرك عليهم ويحنكهم فأ تى بصبى فبال عليه قد عا بماء
فأ تبعه بو له ولم يغسله
"Artinya : Dari Aisyah istri Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam,
"Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam di datangkan
kepada beliau beberapa bayi kemudian beliau mendo'akan keberkahan atas
mereka dan mentahnik mereka. Lalu dibawa kepada beliau seorang bayi
laki-laki, lalu bayi itu kencing dipangkuan beliau, kemudian beliau
meminta air dan memercikkannya ke kencing bayi tersebut dan beliau tidak
mencucinya" [4]
https://www.facebook.com/aang.muttaqin, Oleh :ir aang zezen zainal muttaqin.SH.M.Ag,
________
Footnote
[1]. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mentahnik dengan
kurma dan jika tidak dilakunyah boleh dilembutkan dengan tangan dengan
cara melembekkannya (memencet-mencet kurma tersebut).
[2] Yang dimaksud dengan barakah ialah : "Tetapnya kebaikan dan
banyaknya kebaikan". An-Nawawi di Syarah Muslim dan Syaikh Utsaimin di
kitabnya Qaulul Mufid "Ala Kitabit Tauhid bab tabarruk.
[3] Ibnu Hajar di Fat-hul Baari (no. 3909)
[4]. Lihat fasal "Hukum Kencing Bayi"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar